Sebelum tidur, saya punya kebiasaan
membacakan kisah pengantar cerita bagi anak-anak. M dan B boleh memilih buku
mana yang akan saya bacakan. Biasanya, mereka akan saling berebutan agar saya membacakan
buku pilihannya duluan. Tak ada istilah kakak lahir duluan atau adik harus
mengalah, tetapi saya menerapkan adil bagi keduanya. Tentu adil menurut saya
dikondisikan sesuai anak-anak ya. Artinya,
siapa yang pertama memberikan buku pilihan, mendapatkan giliran awal dibacakan
bukunya.
Menurut saya, membacakan cerita menjelang
tidur banyak manfaatnya bagi anak. Selain untuk bonding (kelekatan antara anak
dan orang tua), kemampuan linguistik anak berkembang, Insya Alloh. Jika mendapatkan
kata baru, mereka akan antusias bertanya maksudnya apa.
Biasanya, usai membaca suatu cerita, saya
akan bertanya tentang hikmah yang didapat. Misalnya ketika dibacakan buku seri
Tauhid “Jangan Takut Hantu”, B dan M akan berceloteh tentang isi buku tersebut.
“Tuh, hantu gak bisa dilihat de sama kita. Jadi
dede gak usah takut hantu,” ujar M kepada B.
“Gak kok. Dede gak takut hantu, Ka! Kan kata
mbu, hantu ciptaan Allah. Iya kan, Mbu? Allah yang buat hantu ya?”
“Terus kalo hantu tinggalnya di mana, Mbu?”
“Memangnya setan jahat ya?”
“Kalo jin itu apa, sih, Mbu? Temennya hantu
ya?”
“Ke kamar mandi malem-malem gak usah takut,
De!”
Dan…. Masih banyak percakapan yang lain. Kadang
saya suka takjub sama keduanya. Lalu saya
akan jawab pertanyaan mereka dengan bahasa yang sederhana. Kemudian berlanjut
ke sesi berdoa sebelum tidur dan praktik adab sebelum tidur.
Membacakan kisah kepada M dan B. Mengajarkan mereka mencintai ilmu. Belajar
tentang tauhid sejak dini. Belajar apa
pun tentang keimanan terhadap Allah. Semoga Allah merahmati.
Good night, M n B!
Sleep well.
Always remember Allah.